PERTEMUAN 2 :
Membedakan program kampanye dengan penyuluhan keselamatan transportasi jalan
TUJUAN :1. Menjelaskan program sosialisasi
keselamatan jalan
2. Menjelaskan program kampanye keselamatan
jalan
3.
Menyebutkan
unsur kampanye keselamatan jalan
4.
Menjelaskan
program penyuluhan keselamatan jalan
A. Dasar
Hukum
1.
UU NO 22
TAHUN 2009 Tentang LLAJ (Pasal 203: menyusun Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan)
2.
Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
3.
Instruksi Menteri Perhubungan No 1 Tahun 2013 tentang Rencana
Aksi Peningkatan Keselamatan Transportasi.
B. Definisi
Kampanye
1. Menurut
Mardikanto (2005), berbagai pemahaman yang terjadi di masyarakat dalam
mengartikan penyuluhan, hanya sebatas kegiatan penyampaian informasi,
perkunjungan, sosialisasi, tetapi dalam perspektif ilmu penyuluhan memiliki
makna yang tidak sesederhana itu.
2. Sebagai
proses, maka kegiatan penyuluhan mencakup kegiatan edukasi,
diseminasi/penyebarluasan informasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, serta
monitoring dan evaluasi. Sedangkan tujuan penyuluhan juga tidak sekedar
penyampaian informasi, melainkan sampai dengan terjadinya perubahan perilaku penerimanya.
Perubahan tersebut tidak dilakukan melalui pemaksaan, melainkan proses belajar
mengajar (Mardikanto, 2005).
3.
Pengertian
dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk
memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis
melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan
perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan
agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan
yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003).
4.
Ban
(1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang
melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu
masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan
baik .Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan
adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
5.
Margono
Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program
Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan
sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak
terbatas pada terciptanya “better-farming, better business, dan better
living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi
strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan
kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka
panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya (SDC, 1995 dalam Mardikanto
2003)
6. Dalam
Marzuki (2008), pengertian penyuluhan adalah proses pendidikan dengan sistem
pendidikan non formal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat
memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada
dan untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya
C. Penyuluhan
Keselamatan Jalan
1.
Sebuah wujud tindakan
komunikan yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi – informasi
mengenai keselamatan jalan / pentingnya keselamatan jalan bagi mereka.
2.
Tujuan penyuluhan Keselamatan Lalu Lintas agar
terbangun proses perubahan
perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati
oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung
dan untuk
meningkatkan kesadaran / kepedulian terhadap keselamatn jalan.
D. Karakteristik
Kampanye Keselamatan Jalan
1. Bersifat homogen
2. Proses komunikasi persuasif oleh penyuluh
3. Proses pemberdayaan
sasaran penyuluhan
4. Proses komunikasi
timbal balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
5. Berupa pesan
kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif
6. Bersifat
menganjurkan, melarang, memberitahu, maupun menghibur
7. Memiliki
prinsip 7C
E. Metode Penyuluhan
1. Berdasarkan teknik
komunikasi yang digunakan :
a. Metode
penyuluhan langsung
Tatap muka antara penyuluh dan sasaran
penyuluhan (demonstrasi, kursus, diskusi, dll)
b. Metode
penyuluhan tidak langsung
Dilakukan
melalui perantara/media komunikasi (pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/majalah,
siaran radio, siaran televisi, pemutaran film, dll)
2. Berdasarkan
jumlah sasaran
a. a. Pendekatan
perorangan
Langsung
antara penyuluh dengan orang per orang
b. Pendekatan kelompok
Antara
penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus, serasehan, dll)
c. Pendekatan massal
Dilakukan
antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi, pemasangan
poster/spanduk, kampanye, dll
3. Berdasarkan
indera penerima sasaran
a. Indera
penglihatan
Melalui
pemasangan poster/spanduk, penyebaran brosur/leaflet/majalah, dll.
b. Indera
pendengarann
Melalui
indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio, iklan radio, dll.
c. Kombinasi
indera penerima
Melalui
demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran televisi, dll.
4. Metode
dengan pendekatan massal: menarik perhatian, menumbuhkan minat dan
keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya.
5. Metode
dengan pendekatan kelompok: memberikan informasi yang lebih rinci tentang
suatu teknologi atau praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu
seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap
menerapkan.
6. Metode
dengan pendekatan perorangan: dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab
7. Ceramah
a. Penyampaian
materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
b. (+)
Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah
besar
c. (-)
Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
8. Demonstrasi
a. Memperlihatkan
secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal
b. (+)
Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam
c. (-)
Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
9. Kursus/pelatihan
a. Proses
belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu
b. (+)
Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
c. (-)
Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan;
menjangkau relatif sedikit peserta
10. Pameran
a. Usaha
memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat
tertentu
b. (+)
Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
c. (-)
Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
11. Pemberian
penghargaan
a. Kegiatan
sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
b. (+) Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
c. (-)
Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
12. Pemutaran
film
a. Metode
penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
b. (+) Lebih
menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
c. (-) Tidak
terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
13. Penempelan
poster
a. Metode
penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering
digunakan sebagai tempat orang berkumpul
b. (+) Jangkauan
sasaran lebih luas
c. (-) Pesan
kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat
dari bahan tahan lama biayanya mahal
14. Penyebaran
brosur, leaflet, & majalah
a. Menggunakan
brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat
tertentu.
b.(+) Materi
lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
c. (-) Bahasa
harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya
tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan
dengan metode lainnya
E. Contoh
Salah satu upaya Polres Bantul dalam menekan terjadinya pelanggaran yang
terjadi khususnya kecelakaan lalu lintas adalah dengan mengadakan penyuluhan
tata tertib lalu lintas dan sosialisasi UU Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan di SMK Cokroaminoto Pandak, Bantul.
Kegiatan penyuluhan dalam rangka Masa Orientasi Siswa (MOS) ini
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Juli 2014 pukul 10.00 Wib di Aula SMK
Cokroaminoto Pandak yang diikuti oleh seluruh siswa baru SMK tersebut.
Materi yang diberikan antara lain tentang tata tertib berlalu lintas dan
sosialisasi UU Nomor 22 tahun 2009. Dalam penyuluhannya Kanit Dikyasa
menyampaikan sangat pentingnya mentaati peraturan lalu lintas agar terwujudnya
pelayanan lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar, etika berlalu lintas
dan budaya bangsa serta penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat
dengan penuh kesadaran semua komponen masyarakat.
“Sehingga diadakannya penyuluhan ini dapat mendeskripsikan: apa program
yang disusun dalam upaya menciptakan disiplin berlalu lintas para siswa
sekolah, bagaimana pelaksanaan program yang disusun dalam upaya menciptakan
disiplin berlalu lintas para siswa sekolah, kemudian apa hambatan yang dialami
dalam upaya menciptakan disiplin berlalu lintas para siswa sekolah, dan
bagaimana cara mangatasi hambatan yang dialami dalam upaya menciptakan disiplin
berlalu lintas,” tambah Kanit Dikyasa.
Tujuan penyuluhan:
1.
agar para
siswa menjadi pelopor keselematan berlalu lintas dan budayakan keselamatan
menjadi kebutuhan
2.
mampu
mengaplikasikan peraturan-peraturan lalu lintas tersebut dengan penuh kesadaran
sehingga dapat mengurangi terjadinya
Sasaran: kepada pelajar SMK
Kelebihan: efektif dalam penyampaian materi.
Kelemahan: bersifat homogen/kurang meluas.